Pengalaman
Pengalaman asal katanya peng-alam-(i)an. Secara sederhana pengalaman artinya orang yang sudah menjadi tahu atau sering alami sesuatu peristiwa, apakah peristiwa baik atau bagus, indah, menyenangkan atau sebaliknya, peristiwa buruk, jahat, menyakitkan atau mengerikan dan menakutkan.
Apapun peristiwanya semua orang punya pengalamannya. Semua orang selalu ingin berbicara tentang pengalaman dan selalu ingin mendengarkan pengalaman orang lain meskipun merasa pengalamannyalah yang terhebat. Mengapa ? karena pengalaman adalah "guru" yang terhebat. Berapa harga yang harus dibayarkan untuk mendapat pelajaran dari "guru" yang hebat ini ? tak ternilai, karena setiap pengalaman berbeda rasa dan nikmatnya meskipun peristiwanya sama, ditempat yang sama. Misalnya ketika ada gempa bumi ditempat yang sama skala yang sama namun setiap orang menanggapi dengan cara yang tidak sama. Jika terjadi banjir, ditempat yang sama dan waktu yang sama dan ketingggian yang sama. Ketika terjadi kebakaran dan sebagainya. Ada yang tergoncang jiwanya karena semua harta ludes dalam tempo yang sangat singkat, ada yang stres, ada yang marah kepada Tuhan karena mengirimkan hujan lebih banyak dari yang diharapkan, kepada pemerintah karena tidak peduli, ada yang marah kepada Tuhan karena tidak bisa memadamkan api dari langit ketika pemadam kebakaran terlambat datang , bukankah Dia Maha Kuasa. Tapi sebagian lagi, pasrah dan bersyukur semua keluarga selamat, sehat dan bisa berkumpul setelah mengalami semua kesukaran dan kepahitan ini, besok bekerja lagi, cari uang lagi.
Suatu hari ada seorang ibu berbagi pengalamannya kepada saya, katanya ia telah ditipu seseorang dan itu sebabnya ia tidak mau pergi kegereja. Beliau sangat marah. Beliau juga mengatakan "ibu tidak pernah mengalami seperti yang saya alami, jadi saya rasa ibu tidak mengerti perasaan saya, mana mungkin ibu bisa membantu saya ?" Ketika itu saya mengingat-ingat mengapa saya ada disini sekarang, dan apakah saya pernah mengalami seperti ini ? bukan saya yang mengalami, tapi suami saya mengalami. Jadi saya bertanya "berapa jumlah uang ibu yang ditipu orang ?" dan beliau menyebutkan sejumlah angka, saya terperanjat sesaat, lalu ia bertanya "benarkan, ibu tidak pernah mengalami seperti ini ?" Akhirnya saya menjawab sedikit agak gugup (takut beliau tersinggung), kami mengalami penipuan juga, dan jumlahnya duakali lipat dari itu, beliau agak heran tetapi saya berharap dan berdoa dalam hati saya agar kemarahannya kepada Tuhan sedikit lebih reda.
Pengalaman tidak selalu menyenangkan dan juga tidak selalu menyedihkan, tidak selalu pahit dan tidak selalu manis, tidak selalu indah dan tidak selalu buruk. Selalu saya bersyukur mengapa seperti itu...semoga setiap orang percaya juga menyadari demikian bahwa "...Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya......Allah berbuat demikian supaya manusia takut akan Dia." Pengkhotbah 3 : 1- 15.
Suatu hari saya sedang bermain dengan cucu perempuan kami yang berusia dua tahun, tiba-tiba tanpa sengaja kakinya mengenai mata kiri saya, saya agak kesakitan dan mengeluh, suami saya melihat itu "kakung aduh mata 'utik sakit kena kaki Ezel...." dan dengan sergap ia berdiri dan berkata kepada saya dengan mimik yang polos, 'utik (Eyang/mbah Putri), maaf ya, maafin Ezel ya (sambil mengusap wajah saya), ya maaf ya,...yuk main lagi." Jika mengingat pengalaman ini membuat saya tersenyum dan terharu.
Beberapa tahun lalu saya bertetangga dengan seorang ibu yang jika ia berbicara, suaranya pasti masuk kerumah kami dan sering mengejutkan saya. Anjiiiiing ...(maaf, ini benar terjadi), dan selidik punya selidik ternyata ia sedang naik pitam kepada anaknya, sehingga ia memanggil anaknya seperti itu. Suatu hari ia menangisi anaknya karena pergi meninggalkan rumah. Saya belajar untuk lebih sabar dari pengalaman tetangga saya.
Saya masih punya pengalaman-pengalaman, tapi lain waktu akan saya ceritakan. Bagaimana pengalaman anda, semoga pengalaman ini memberkati.
Yermia 17 : 5 -10
Pdt.Lydia Kumolontang
Pdt.Lydia Kumolontang
0 komentar:
Posting Komentar