07/05/12

Kota besar seperti Jakarta yang adalah ibukota negara Indonesia, sangat masuk akal jika selalu ada perubahan-perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan zaman. Wajarnya. 
Tapi, ternyata tidak selalu demikian. Gereja Sidang Jemaat Allah, sebenarnya sudah cukup tua di Indonesia, lambat namun pasti terus maju dan mengembangkan sayapnya diseanteru Indonesia dari gunung sampai lembah, dari kota sampai desa.
GSJA Mangga Dua III/106 dirintis sejak tahun 1958, itu berarti saya belum lahir, dan umur saya sudah 52 tahun, luar biasa. Bapak Gembala Sidang yang sekarang adalah Bapak Pdt. Timothy adalah termasuk gembala senior disini, saya kagum ketika dalam usai senja beliau masih dihormati dan dikagumi oleh jemaatnya. Dengan liturgi GSJA yang "baku", lagu-lagu zaman dulu alias lama (Kidung Kidung Kesukaan), alat-alat musik klasik seperti piano dan sakzafon, terompet, paduan suara, digabung dengan singer 10 orang, pemain tamborin, penari pria dengan benderanya, oh ada drum juga ( bayangkan zaman ini nyanyi lagu "Darah Nya amat Kuasa sucikan dari dosa, lepaskan smua susah, darahNya tebus saya "(Nya-nya diganti Yesus ) pake smua alat musik yang ada termasuk drum, boleh dicoba. Digereja kami pemain musik yang muda-muda, suka bengong/melongo kalau nyanyi lagu macam itu. Saya tidak mengerti bagaimana luar biasanya kharisma seorang Gembala seperti Bapak Timothy masih terpelihara demikian rupa sehingga, jemaatnya masih setia seperti sekarang, ( kog gak nyari kandang lain ya, yang lebih spekatuler, dengan lagu-2 pop era 2000, plus pendeta, penyanyi latar, worshir leader yang hebat-hebat ? ) kepala saya sudah pegel geleng-geleng terus, tapi masih menggeleng aja. Hebat ! Luar biasa ! Ajaib ! segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Saya harus belajar !!!
Ibu Gembala ( Ibu Lintje ) bercerita, "tadinya sebagian besar jemaat tinggal disekitar gereja, tapi berhubung  daerah ini daerah perekonomian yang maju pesat, jadi sebagian rumah mereka "kena gusur" dan mereka terpaksa harus mencari rumah didaerah perumahan seperti Tangerang dan Bekasi, tapi Puji Tuhan, mereka masih tetap setia sampai sekarang meskipun jarak rumah mereka jauh-jauh...."( kepala saya masih menggeleng ). 
Digereja ini, bapak gembala hanya bicara beberapa kalimat saja, doa berkatnya singkat  ( gak panjang dan lebar/borongan seolah-olah berkatnya "mereka" yang punya ), suasana kebaktiannya tertib, ketika membaca Alkitab tidak perlu diundang berdiri, otomatis berdiri 
( mmm...saya malu karena nggak biasa...), suasana doanya (kalau zaman sekarang nggak rame...) tapi saya kog merinding waktu berdoa dan merasakan hadirat Tuhan yang, ternyata tidak perlu repot mengundang Roh Kudus hadir dan Dia hadir disini, Haleluya !!!
Suami saya dan saya sudah 20 tahun menjadi gembala di GSJA Serang, sulit sekali rasanya menerapkan gaya kebaktian seperti ini, ada-ada saja kritikannya, yang sama sekali tidak membangun, bahkan mematikan, mis: wah ...gak ada Roh Kudus disini...coba lihat ditempat lain, pujian dan penyembahannya luar biasa, kolektenya buanyak...disini ? ( saya ingat ada iklan rokok, "jangan liat rumput tetangga lebih hijau dong..." ini sudah dimodifikasi sama saya...maaf ya...) dan heran bin ajaib ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan mereka hengkang dari tempat kami, ( semoga mereka mendapat tempat yang sesuai dengan keinginan mereka ) dan berkibarlah...
wow... keren kan ?  
Saya sebut ini, fenomena akhir zaman
baca juga bagian ini....
"Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Matius 7

Semoga akan kami temukan lagi warna asli GSJA ditempat, kota, desa, gunung dan lembah yang lain disini, di-Indonesia tanah airku.
GSJA Mangga Dua, maju terus sampai Maranatha,...dan tetap original.
by Lydia K 





0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
  •  

    Copyright 2010 GSJA Serang.

    Theme by WordpressCenter.com.
    Blogger Template by Beta Templates.