24/09/10

Lagi-lagi motor butut saya bermasalah. Malam itu saya pulang agak larut.
Hujan baru saja selesai mengguyur kota Manado dengan derasnya. Dengan
sedikit nekad, saya memacu motor ditengah gerimis yang masih turun malam
itu. Semua berlangsung dengan aman dan nyaman, sampai tiba-tiba saja motor saya mati. Di tengah jalan pula. Gerimis yang terus mengguyur membuat saya memilih berteduh daripada mendorong motor yang mogok. Apalagi rumah masih jauh, sekitar 2-3 km lagi. Jam terus merayap, sementara hujan tidak mau berhenti. Saya hanya bisa duduk termenung menanti hujan reda.

Hampir jam sebelas malam baru hujan benar-benar reda. Saya segera mendorong motor perlahan-lahan, sambil berharap masih ada bengkel yang buka. Dan harapan saya terkabul. Sebuah bengkel motor kelihatan masih buka. Dengan cepat saya mendorong motor memasuki areal bengkel. Tapi sayang, mekaniknya mengatakan bahwa mereka sudah mau tutup. Saya berusaha membujuk, sampai akhirnya mereka menawarkan motor ditinggalkan, nanti akan diperbaiki besok paginya. Langsung saja saya mengiyakan, daripada mendorong motor sejauh 2 km sampai dirumah.

Baru lusanya saya bisa melihat motor saya lagi di bengkel itu. Dan ternyata
mesin motor sudah bisa hidup. Setelah membayar biaya perbaikan dan penggantian spare part, saya mencoba bertanya kepada mekanik mengenai
kerusakan motor.

"CDI-nya sudah rusak. Motor seperti yang bapak miliki ini agak berbeda
dengan motor keluaran terbaru. Motor generasi ini sangat membutuhkan kontak dengan aki. Jika kontak dengan aki putus atau aki kehabisan daya, maka CDI-lah yang akan dihantam. Memang masih bisa jalan selama beberapa waktu, tapi kalau dibiarkan terus, lama-lama CDI yang akan rusak dan motor pasti mogok," begitu penjelasan singkat mekaniknya kepada saya.

Saat mengendarai motor pulang, saya merenungkan penjelasan mekanik di
bengkel motor itu.

Setiap orang percaya sangat membutuhkan hubungan yang akrab dengan Bapa
Sorgawi. Jika kontak dengan Bapa Sorgawi terputus, lambat laun kehidupan
kita pasti akan hancur. Memang kita mungkin masih bisa melanjutkan
kehidupan. Kita masih bisa menghadapi pergumulan-pergumulan hidup. Kita
masih memiliki hikmat untuk mengambil keputusan. Tetapi tinggal menunggu
waktu saja bagi kita untuk mogok. Kita mengalami kekeringan dalam hidup dan
kemudian kehidupan rohani kita akan mati.

Saul mungkin contoh yang tepat. Ketika dia memilih tidak taat, Roh Tuhan
meninggalkannya. Saul kehilangan kontak dengan Sang Sumber kehidupan. Dia
memang masih menjadi raja. Masih mampu memenangkan beberapa   pertempuran. Masih mampu mengambil keputusan-keputusan. Tetapi sebenarnya, kehidupannya tinggal menunggu waktu saja untuk mati.

Mari kita menjaga kehidupan kita agar kontak dengan Bapa Sorgawi tetap
terjaga. Supaya kita bisa terus melaju menghadapi badai sehebat apapun tanpa kuatir mogok di tengah jalan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
  •  

    Copyright 2010 GSJA Serang.

    Theme by WordpressCenter.com.
    Blogger Template by Beta Templates.